Jumat, 15 November 2013

Cara Penanganan Bencana di Ibu Kota Harus Diubah

Bencana banjir serta kebakaran menjadi langganan warga ibu kota. Masyarakat kelas menengah metropolitan perlu dilatih untuk terampil menanggulangi bencana sejak dini. Menurut saya, sudah saatnya pendekatan penanggulangan bencana di Jakarta diubah menjadi pendekatan swadaya warga untuk pencegahan tanggap pertama bencana.

Kenapa saya berani memberikan usulan tersebut? Karena menurut saya Pemprov DKI masihh terbilang sangat lamban untuk  merespons reaksi tanggap pertama dalam penanganan segala macam bencana yang terjadi belakangan ini.

Menurut catatan saya, tahun 2013 saja telah terjadi kebakaran lebih dari 739 kali. Berbagai penyebab kebakaran baik akibat keteledoran warga maupun ketidaksiapan pencegahan tanggap kebakaran. Dan juga infrastruktur penanggulangan bencana kebakaran Jakarta yang disiapkan oleh pemerintah tidak menjadi fokus penanggulangan bencana.

Saya menyimpulkan hal tersebut dari kondisi hidran-hidran yang hanya menjadi pajangan belaka, tanpa dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin oleh dinas terkait. Justru beberapa kasus kebakaran selalu menyalahkan warga Jakarta karena tidak menjaga instalasi listrik maupun pengunaan kabel yang tidak bersertifikat nasional (SNI)

Menurut saya, tingkatan struktur wilayah yang berupa kecamatan, kelurahan, RW dan RT benar-benar harus dioptimalkan dan diberdayakan sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana.

Apalagi sebentar lagi juga musim hujan, jika gerakan swadaya penanggulangan bisa dilakukan untuk semua potensi bencana yang akan timbul di kota Jakarta, warga dan pemerintah tak perlu bersusah payah lagi untuk menghadapi bencana klasik tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar